Prinsipnya, Love Hotel merupakan jenis hotel yang dikhususkan buat bercinta. Tidak seperti hotel biasa yang fasilitasnya cuma kasur atau lemari, kamar di Love Hotel memiliki sex toys dan aneka kostum seksi.
Pada tahun 2009, ada sekitar 30.000 Love Hotel yang berterbaran di seluruh Jepang. Salah satu daerah dengan deretan Love Hotel merupakan Kabukicho di Kota Tokyo. Sebut saja Hotel Venus, Hotel Sun, Hotel Giardino, Hotel Leoni, dan lain-lain.
Tapi sebelum berpikiran lebih jauh, ada sejumlah hal yang harus patut Anda ketahui mengenai Love Hotel. Berikut ini 4 Hal Soal Love Hotel Khas Jepang :
1. Hotel buat bercinta
Tidak seperti hotel pada umumnya, Love Hotel memang dikhususkan buat bercinta. Ini karena pangkalnya, orang Jepang tinggal di rumah sempit dan minim sekat sehingga agenda bercinta tak maksimal. Apalagi untuk pasangan yang telah mempunyai anak.
Tiap Love Hotel menawarkan kamar yang dapat disewa baik buat 'tidur siang' selama beberapa jam hingga buat menginap ketika malam. Ini adalah hal biasa di Negeri Matahari Terbit itu. Pada 2009 sekitar 1,4 juta warga Jepang mendatangi Love Hotel tiap harinya.
Fasilitas yang disuguhkan pun tak biasa. Nyaris setiap kamar di Love Hotel memiliki tema beragam, lengkap dengan sex toys dan aneka kostum. Ada yang liar dengan cambuk dan kulit, atau fantasi lain seperti tema Star Wars atau kastil-kastil Eropa.
2. Bisa juga untuk menginap seperti biasa
Meski identik dan memang dikhususkan buat bercinta, Love Hotel bisa jadi pilihan menginap murah di Jepang. Harga yang murah dan fasilitas yang cukup lengkap bikin Love Hotel jadi akomodasi pilihan traveller.
Bule wanita asal Kanada misalnya, sengaja menginap di sejumlah Love Hotel. Sharla, begitu nama bule cantik itu, menginap di Love Hotel dengan seorang teman perempuannya. Menurut Sharla, menginap di Love Hotel tak harus bersama pacar. Bersenang-senang bersama teman pun seru!
3. Booming di Jepang
Jepang merupakan negara pelopor, sekaligus yang terus-menerus 'menghidupi' Love Hotel. Industri esek-esek satu ini meraih pendapatan hingga 4 triliun Yen (sekitar Rp 428 miliar) per tahun.
Eksistensi Love Hotel bermula dari abad ke-19 yakni Ryokan. Ryokan merupakan penginapan tradisional Jepang di zaman feodal yang disewakan beberapa jam saja. Tradisi berlanjut pada era Perang Dunia II dan jadi hotel modern di tahun 1950-an dan 1960-an.
Saat kondisi ekonomi membaik tahun 1970-an, love hotel mulai diisi dengan barang-barang yang bikin tamu merasa seperti di rumah. Lalu, mulailah pemilik hotel bereksperimen dengan kamar hotel sesuai dengan fantasi seks para pengunjungnya.
Satu kamar love hotel dapat disewa 4 kali dalam sehari yakni pagi, siang, petang dan malam. Kamar termurah memiliki kamar mandi di dalam dengan harga 7.000 Yen (Rp 750 ribu) malam hari, atau 2.000 Yen (Rp 214 ribu) buat siang hari.
Kamar termahal memiliki seprei mewah, flat TV dengan aneka film porno, game console, cermin di langit-langit buat berkaca sambil bercinta dan bath tub besar penuh busa. Meski demikian, yang diutamakan dalam tiap Love Hotel merupakan privasi dan kerahasiaan. Pasangan yang ingin menyewa love hotel tak menjumpai karyawan hotel sama sekali. Mereka memilih kamar dari layar display dan ambil kunci kamar di mesin khusus.
4. Desainnya bisa keren juga lho!
Meski mayoritas dipakai buat bercinta, bukan berarti Love Hotel tidak ada yang berdesain keren. Sejumlah Love Hotel memiliki desain keren, bahkan fotogenik. Beberapa di antaranya yaitu Design Hotel Iruha (Tokyo), Hotel Ampio (Ibaraki), Spa & Resort Hotel Mirage (Nagoya), juga Petit Hotel Rose Lips (Osaka).
Spa & Resort Hotel Mirage misalnya, adalah Love Hotel elit yang cukup bergengsi. Pengunjung yang menginap di sini dapat menikmati servis sauna, karaoke, juga spa. Sementara Petit Hotel Rose Lips berdesain sangat feminin sehingga nyaman buat wanita.





0 Komentar untuk "4 Hal Soal Love Hotel Khas Jepang"
Terima kasih sudah berkunjung di Blog Clayton88
Berkomentarlah Sebelum Komentar Itu Dilarang ^-^